Jumat, 11 November 2011

Rampak Bedug



Rampak Bedug


A. Pengertian Rampak Bedug


Kata " bedug ' sudah tidak asing lagi bagi telinga bangsa Indonesia. Bedug hampir terdapat di setiap masjid, sebagai alat atau benda informasi datangnya waktu SHALAT 5 waktu. Demikian juga dengan seni bedug semacam ngabedug atau ngadulag sudah akrab ditelinga kita. Tapi " Rampak Bedug " akan terasa asing , sebab " Rampak Bedug " hanya tedapat di daerah Banten. Kata " Rampak " mengandung arti " serempak ", juga " banyak " jadi " Rampak Bedug " adalah seni bedug dengan menggunakan waditra berupa " banyak " bedug yang di tambuh secara " serempak " sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar.


B. Maksud dan Fungsi Rampak Bedug


Rampak bedug pertama kali dimaksudkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan, persis seperti seni ngabedug dan ngadulag. Tetapi karena merupakan suatu kreasi seni yang mengundang perhatian penonton, maka seni rampak bedug ini berubah menjadi suatu seni yang layak jual.Rampak Bedug selain berfungsi religi yakni menyemarakkan Bulan Suci Ramadhan dengan alat - alat memang dirancang para ulama juga memiliki fungsi rekreasi/ hiburan.


C. Pemain Rampak Bedug dan Fungsinya


Dimasa yang lalu pemain rampak bedug semuanya laki - laki. Tapi, sekarang sama halnya dengan banyak seni lainnya terdiri dari laki - laki dan perempuan. Jumlah pemainnya sekitar 10 orang, laki - laki 5 orang dan perempuan 5 orang.
Adapun fungsi masing - masing pemain sebagai berikut :


1. Pemain laki - laki sebagai penabuh bedug sekaligus kendang
2. Pemain perempuan sebagai penabuh bedug
3. Baik laki - laki maupun perempuan sekaligus sebagai penari
D. Busana yang dipakai Pemain Rampak Bedug


Busana yang di pakai oleh pemain Rampak Bedug adalah pakaian muslim dan muslimah yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan unsur kedaerahan.
Pemain laki - laki, misalnya mengenakan pakaian pesilat lengkap dengan sorban khas Banten. Adapun pemain perempuan mengenakan pakaian khas tari - taria tradisional, tapi bercorak kemoderan dan relative religius, misalnya menggunakan rok panjang bawah lutut dari bahan batik dengan warna dasar dan didalamnya mengenakan celana panjang warna merah sejenis celana panjang pesilat. Bajunya tangan panjang yang dikeluarkan dan diikat dengan ikat pingggang besar . Adapun rambutnya menenakan sejenis sanggul bunga yang terbuat dari rajutan benang semacam penutup kepala bagian belakang.


(sumber Buku Seni Kebudayaan Banten)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar